Friday, 26 September 2014

Mapping Motif Kekarangan Pura Agung Wira Loka Natha Cimahi

Berikut ini contoh mapping (pemetaan) untuk materi tentang 'Motif Krkarangan' yang terdapat pada mata kuliah Sejarah Seni Rupa Indonesia. Lokasi penelitian pada mapping ini saya lakukan di Pura Agung Wira Lokha Natha yang terdapat di kota Cimahi.

Dan berikut hasilnya..


Aku masih ingat, ini tugas mata kuliah Sejarah Seni Rupa Indonesia 2, dosennya namanya Bu Dewi. Subhanallah bu Dewi ini baik banget... baik bangetttt pokoknya...udah mah cantik, gak pernah marah dan baik hati lagih..uh..aku doain semoga masuk surga bu..

Sunday, 21 September 2014

MY CITY LIGHT FOTO


Judul : Foto 1
Camera Models : Canon EOS 1100D
F-Stop : f/7.10
Eksposure Time  : 1/3 sec
ISO Speed : 400
Focal Length : 34



Judul : Foto 2
Camera Models : Canon EOS 1100D
F-Stop : f/7.11
Eksposure Time  : 1/3 sec
ISO Speed : 400
Focal Length : 34



Judul : Foto 3
Camera Models : Canon EOS 1100D
F-Stop : f/8
Eksposure Time  : 1/2 sec
ISO Speed : 300
Focal Length : 30



Judul : Foto 4
Camera Models : Canon EOS 1100D
F-Stop : f/7.1
Eksposure Time  : 1/2 sec
ISO Speed : 400
Focal Length : 36

Models : Risa Rahmawati Albiruni, Riki Nurdiansyah
Location : Asia Afrika Street
Date n Time : 19 Juni 2014
 

Saturday, 20 September 2014

KONSTRUKTIF 1 / MOTIF GEOMETRI STILASI FLORA, FAUNA, LOGO TYPE DAN MASK

Assalamualaikum Wr. Wb.
Berikut ini saya memposting contoh soal geometri beserta hasilnya.


Stilasi Flora




1.       Stilasi Fauna



1.       Logo Type dari Inisial Nama Sendiri




Masker alias topeng





Yuk ah semoga postingan ini bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.





Sunday, 14 September 2014

KUDA RENGGONG, TRADISI TERPELIHARA KECAMATAN BUAHDUA, SUMEDANG

Ada yang sangat menarik yang saya temukan saat saya KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Citaleus, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang yang saya laksanakan pada pertengahan tahun 2014 ini.

Sebuah tradisi turun temurun yang selalu menjadi pertunjukan favorit warga Buahdua ini seolah tidak tergilas jaman dan tidak pernah menemukan kata bosan di dalam benak warganya. Namanya Kuda Renggong. 

Sebuah seni pertunjukan ini seperti terlihat menjadi hal yang wajib dimunculkan jika warganya akan melangsungkan sebuah acara seperti hajatan dan lain sebagainya. Anehnya, meskipun pertunjukan kuda Renggong itu hampir setiap bulan ada, namun warganya selalu antusias untuk menontonnya, seperti tidak ada kebosanan dalam diri warganya untuk seni pertunjukan bernilai luhur tersebut.


Kuda Renggong adalah suatu pertunjukan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki fungsi masing-masing dalam kesatuan kelompoknya dan kuda jantan dan betina yang di hias sebagai objek utama pertunjukannya.  Apa yang ditampilkan dalam pertunjukan Kuda Renggong yaitu sebuah gerakan kuda yang unik (seperti menari) saat diiringi music dan nyanyi nyanyian oleh Tanji dan Sinden.

Satu paket termurah Kuda Renggong biasanya berisi sepasang kuda (jantan dan betina), 12 orang tanji dan seorang sinden. Harga akan berlipat untuk kelipatan jumlah kuda dan tanji-nya juga. Mereka semua akan berkeliling kampung untuk menarik masa. Kuda-kudanya dapat dinaiki oleh pemilik hajat atau masyarakat biasa dengan memberikan saweran kepada pemegang kuda (misalnya 10ribu).  Kita juga dapat menari dengan sinden-nya dengan cara memberi saweran seikhlasnya juga kepada sinden.




Berikut foto-foto saya bersama teman-teman KKN saya saat bersama tim Kuda Renggong Desa Citaleus dalam acara perpisahan KKN kami.







Sekian sedikit cerita saya mengenai pengalaman saya yang sangat berharga dan tak terlupakan dalam menemukan sebuah tradisi Indonesia yang tidak ternilai harganya.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, amin………

Saturday, 13 September 2014

TUTORIAL MEMBUAT ZAT PEWARNA ALAM (PART 1 / EKSTRAKSI)

Assalamualaikum WR WB.

Berikut ini saya akan berbagi tutorial tentang cara membuat Zat Pewarna Alam atau yang lebih sering disingkat menjadi ZPA. Pengolahan ZPA ini sebenarna bertujuan sebagai solusi alternative dalam mewarnai tekstile terutama batik, mengingat bahwa zat pewarna sintetis sebenarnya lebih bahaya bagi manusia dan bagi lingkungan. Oleh karena itu diharapkan Zat Pewarna Ala mini menjadi pilihan tepat sebagai pewarna untuk kain batik.

Di sini saya memilih daun cengkeh sebagai objek penelitian/percobaan saya.
Kenapa saya memilih daun cengkeh ?
Pertama, karena itu daun yang unik alias tidak pasaran.
Kedua, karena pohonnya banyak dan daun-daunnya berserakan di lingkungan kost saya yaitu KPAD.
Ketiga karena daun cengkeh berbau aneh dan tajam sehingga saya yakin kalau direaksikan akan memunculkan reaksi kimia yang hebat.

O ya, proses pengolahan Zat Pewarna Alam ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap Ekstraksi alias membuat Ekstraknya dan yang kedua adalah tahap Pencelupan dan yang ke tiga adalah proses fiksasi agar warnanya awet. Jadi postingan blog ini dibagi menjadi dua tahap juga yaahh..pertama tahap ekstraksi dulu yah, yuk ikuti langkah-langkahnya..

Pertama Tentukan berat daun cengkeh dengan menggunakan timbangan. Di sini saya menggunakan timbangan milik warung tetangga depan rumah saya.  Dan hasilnya daun cengkeh yang saya miliki beratnya sebesar 150 gram.


Masukan daun-daun cengkeh tadi ke dalam blender. 150 gram daun cengkeh yang saya miliki saya bagi jadi setiap di blender hanya ±37 gram (sehingga proses blender dilakukan sebanyak 4 kali). Sebelum di blender, kita siapkan air nya dulu yang mana jumlah airnya akan dijelaskan setelah langkah ke 3.


Siapkan air sebanyak 1500 ML/ 1,5 Liter


Tuang airnya kedalam gelas ukuran 200 ML sampai terisi setengahnya. Tu berarti jumlah air dalam gelas sekitar 100 ML.

Masukan air yang 100 ML tadi ke dalam blender yang berisi daun cengkeh ±37 gram. Lalu blender sampai daun-daunnya hancur.

Ulangi tahap ke 2 sampai tahap ke 5 sampai seluruh daun yang seberat 150 gram telah di blender seluruhnya dan air yang digunakan telah habis sebanyak 400 ML (4 kali penghancuran).
Tuang daun-daun yang telah hancur ke dalam baskom.


Tuang sisa air dalam botol sampai botol terisi air setengahnya.



Tuang sisa air dalam botol seluruhnya ke dalam citel.


Beri batas ketinggian air dengan menggunakan lidi dan ditandai oleh spidol. Ketinggian itu lah yang akan dijadikan patokan sampaimana air didihan harus surut.


Tuangkan semua daun yang sudah di blender tadi ke dalam citel yang berisi air barusan.


Didihkan. Tidak lupa di catat waktu perebusannya dengan cara melihat jam. Tidak lupa juga saat mendidihkan penulis menggunakan masker karena selain bau nya yang sangat menyengat, asap dari kompor tidak baik untuk kulit.
Sekali kali celupkan lidi yang sudah ditandai tadi. Jika permukaan bubur daunnya sudah surut sampai mencapai batas lidi yang tadi sudah ditandai maka langsung matikan apinya dan catat waktunya. Ternyata disini lama perebusannya adalah 45 menit.


Dinginkan hasil rebusan di atas. Jika sudah dingin, saring ampasnya dan masukan ke dalam botol atau tempat lain yang anti tumpah.

Nah udah beres nih bikin ekstrak daun cengkehnya,,yuk klik link di bawah ini untuk lanjut ke tahapan proses selanjutnya….


TUTORIAL MEMBUAT ZAT PEWARNA ALAM (PART 2 / PENCELUPAN DAN FIKSASI)

Nah lanjut ke tahap selanjutnya dalam proses Pengolahan Zat Pewarna Alam yaitu proses Pencelupan alias proses Pewarnaan, berikut langkah-langkahnya..

Untuk dapat mengakplikasikan zat pewarna alam pada kain tentunya tidak dengan menggunakan kain biasa. Untuk hasil yang maksimal digunakan kain yang berbahan 100% catton yang telah si celup TRO. Cara mencelup kain ke dalam TRO terbilang sangat mudah. TRO sebanyak kurang lebih 1 sendok makan di larutkan dalam 2 liter air kemudian kain di celupkan dalam larutan tersebut sekitar 2 jam lalu dijemur tanpa terkena sinar matahari. Jika kain sudah kering, itu berarti kain sudah siap untuk melalui proses pewarnaan.




Kemudian celupkan kain pada ekstrak daun cengkeh yang sebelumnya kita buat selama 15 menit dan kelipatannya jika warna ingin lebih muncul. Kemudian segeralah jemur di tempat yang tidak terkena sinar matahari seperti berikut ini…

Nah udah nih proses pencelupan udah lewat, sekarang kain harus melewati tahap fiksasi. Proses fiksasi bertujuan agar warna lebih muncul dan warna akan bertahan untuk menempel di kainnya. Bahan fiksasi itu banyak banget, diantaranya adalah Cuka, Tunjung, Kapur dan Tawas.

Nah sekarang siapkan bahan fiksasinya secukupnya lalu larutkan dalam sekitar 2 liter air di dalam baskom. Ingat yah satu baskom untuk satu bahan fiksasi, jadi gak boleh dicampur campur. Kalau kita menggunakan 4 bahan fiksasi ya berarti kita harus menyiapkan empat baskom. Dan kain yang sudah dicelup ke dalam satu bahan fiksasi tidak boleh dicelupkan lagi ke bahan fiksasi lain yaaah...


Lalu rendam kain yang tadi kita habis pencelupan ke dalam larutan fiksasi ini dan diamkan sekitar 5 menit. Jangan terlalu lama yah, nanti kain atau warnanya jadi rusak..Baru terakhir dijemur di tempat teduh, awas yah ngejemur nya jangan di besi atau kawat, nanti bisa korosit,,,



Nah begini nih hasilnya, ternyata ekstrak daun cengkeh dapat menghasilkan warna hitam di kain yang difiksasi dengan tawas dan satu lagi kain yang difiksasi dengan tunjung. Kerennya warna hitamnya hitam bengeeeeetttssss…Alhamdulillah…


Nah sekian tentang Pengolahan Zat pewarna Alam dari Daun Cengkeh, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi aku dan kamu semua aminnnnnn……

Wassalamualaikum WR WB.

Friday, 12 September 2014

TATO TEMPORARY RISA DI KKN 2014

Akhir semester 6 lalu aku melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang kebetulan aku ditempatkan di sebuah Desa bernama Citaleus yang berlokasi di Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, jawa Barat.


Selama 40 hari menetap di sana, aku banyak mengisi kegiatan dengan berbagai hal, salah satunya adalah melayani jasa tato temporary gratis untuk teman-teman KKN ku. 




Aku menggunakan tinta cina agar tato nya dapat mudah terhapus saat terkena air sehingga tidak mengganggu ibadah Sholat, dan Alhamdulillah teman-temanku sangat senang dan antusias untuk di tato olehku, hampir setiap waktu senggang ada saja yang ingin di tato, bahkan ada yang sampai tangan dan kakinya penuh semua dengan tato, tapi semua itu dilakukan hanya untuk kesenangan saja, jika sudah watunya sholat maka tato akan dihapus dan pasien bisa menjalankan ibadah seperti biasa.






Mungkin hanya posko KKN Citaleus saja yang bisa seru-seruan bertato temporary ria, maka ku sebut rumah kami saat itu sebagai ‘Kios Tato Temporary Desa Citaleus’ .

Saturday, 6 September 2014

TUTORIAL MEMBUAT PATUNG TORSO DARI KERTAS DENGAN EFEK BATU

Berikut ini saya RISA RAHMAWATI ALBIRUNI akan memaparkan tutorial bagaimana membuat patung torso dari bahan kertas namun tampilannya seperti patung dari material bebatuan.  Ingin tahu caranya, baca selengkapnya!

Patung torso adalah patung yang bentuknya berupa penampakan tubuh dari leher sampai selangkangan. Jika ingin mengetahui lebih jelas mengenai patung torso, silahkan klik link di bawah ini.


Atau jika anda sudah lebih dulu paham, silahkan lanjutkan membaca tutorial ini.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat patung torso dari kertas ini yaitu anda harus mempersiapkan cetakan patung torsonya terlebih dahulu. Cetakan patungnya boleh berbahan apa saja, bisa dari semen, resin ataupun rubber silicone. Jika anda belum tahu cara membuat cetakan untuk patung, berikut ini postingan saya mengenai ‘cara membuat cetakan patung torso dari semen’ silahkan klik link dibawah ini.


Atau jika anda sudah lebih dahulu paham, silahkan lanjutkan membaca tutorial ini.
Jadi, pertama-tama siapkan cetakan patung torso nya slalu oleskan lem PVAC / lem putih ke seluruh bagian dalamnya seperti berikut ini.



Lalu siapkan koran bekas, gunting sampai berbentuk memanjang, lalu basahi seluruhnya dengan air biasa seperti berikut ini.

Lalu tempelkan pada cetakan patung tadi seperti berikut ini.


Ulangi langkah diatas sampai seluruh permukaan bagian dalam patung tertutup oleh koran seperti berikut ini.


Lapisan koran tadi baru satu lapis. Olesi kembali permukaan patung yang sudah tertutup koran dengan lem kembali lalu tutup lagi dengan potongan-potongan koran basah lagi untuk membuat lapisan ke dua. Lakukan terus sampai didapat lebih dari 5 lapis koran.

Jika sudah agak kering, beli lem pada bagian sisi sisi patung seperti berikut ini.



Lalu tempelkan ke dua bagian cetakan tadi kemudian lapisi dengan koran lagi bagian sisi-sisinya seperti berikut ini.

Beberapa jam kemudian, koran akan mongering maka pisahkan kedua cetakan di atas lalu lepas lapisan korannya, hasilnya seperti berikut ini.


Rapihkan sisi-sisi patung korannya dengan gunting atau cutter, maka hasilnya seperti berikut ini.


Finishingnya, blok seluruh permukaan patung dengan cat besi warna hitam seperti berikut ini.


Lalu beri efek pada bagian-bagian yang timbul (highlite) dengan menggunakan cat besi warna emas atau perak atau tembaga seperti berikut ini.


Dan inilah hasilnya.



Ilmu ini saya dapat dari dosen saya Dr. Tri Karyono, M. Sn.,sewaktu saya mengontrak mata kuliah Seni Patung II. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, Amin…….

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review
SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free