Ada yang sangat menarik yang saya temukan saat saya KKN
(Kuliah Kerja Nyata) di desa Citaleus, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang
yang saya laksanakan pada pertengahan tahun 2014 ini.
Sebuah tradisi turun temurun yang selalu menjadi pertunjukan
favorit warga Buahdua ini seolah tidak tergilas jaman dan tidak pernah
menemukan kata bosan di dalam benak warganya. Namanya Kuda Renggong.
Sebuah
seni pertunjukan ini seperti terlihat menjadi hal yang wajib dimunculkan jika
warganya akan melangsungkan sebuah acara seperti hajatan dan lain sebagainya. Anehnya,
meskipun pertunjukan kuda Renggong itu hampir setiap bulan ada, namun warganya
selalu antusias untuk menontonnya, seperti tidak ada kebosanan dalam diri
warganya untuk seni pertunjukan bernilai luhur tersebut.
Kuda Renggong adalah suatu pertunjukan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang memiliki fungsi masing-masing dalam kesatuan kelompoknya
dan kuda jantan dan betina yang di hias sebagai objek utama pertunjukannya. Apa yang ditampilkan dalam pertunjukan Kuda
Renggong yaitu sebuah gerakan kuda yang unik (seperti menari) saat diiringi
music dan nyanyi nyanyian oleh Tanji dan Sinden.
Satu paket termurah Kuda Renggong biasanya berisi sepasang
kuda (jantan dan betina), 12 orang tanji dan seorang sinden. Harga akan
berlipat untuk kelipatan jumlah kuda dan tanji-nya juga. Mereka semua akan
berkeliling kampung untuk menarik masa. Kuda-kudanya dapat dinaiki oleh pemilik
hajat atau masyarakat biasa dengan memberikan saweran kepada pemegang kuda
(misalnya 10ribu). Kita juga dapat
menari dengan sinden-nya dengan cara memberi saweran seikhlasnya juga kepada
sinden.
Berikut foto-foto saya bersama teman-teman KKN saya saat
bersama tim Kuda Renggong Desa Citaleus dalam acara perpisahan KKN kami.
Sekian sedikit cerita saya mengenai pengalaman saya yang
sangat berharga dan tak terlupakan dalam menemukan sebuah tradisi Indonesia
yang tidak ternilai harganya.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, amin………
0 comments:
Post a Comment