Assalamualaikum Wr.Wb.
Kali ini saya membuat postingan tentang contoh RPP Kurikulum
2013 terbaru 2017 khususnya untuk mata pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa, karena
seperti kita tahu aturan-aturan dalam membuat RPP meskipun secara garis besar
terlihat sama namun nyatanya selalu ada revisi atau berubahan-perubahan hampir
setiap tahunnya, jadi kita harus up to
date terhadap perkembangan yang terjadi.
Materi ini saya dapat dalam Bimtek Instruktur Kabupaten/Kota
Kurikulum 2013 Tahun 2017 Jenjang SMA pada tanggal 17-21 April 2017 di Bogor,
semoga dengan adanya tulisan ini banyak guru-guru khusunya guru mapel Seni
Budaya di SMA dapat mengambil manfaat dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran
sehari-hari.
Okey sebelum kita mulai membuat RPP, perlu diketahui,
diingat dan dipahami bahwa RPP Kurikulum 2013 tahun 2017 merupakan hasil revisi
dari kurikulum 2013 tahun 2016 yang mana komponen RPP 2017 yang terbaru ini
harus memuat tentang pembelajaran dan penilaian HOTS (High Order Thingking), Keterampilan abad ke 21, penguatan
pendidikan karakter dan literasi dalam pebelajaran.
Apa itu HOTS? HOTS merupakan singkatan dari High Order Thingking yang artinya
kemampuan berfikir tingkat tinggi. Dengan kata lain, peserta didik harus
dilatih untuk berfikir dengan tingkat analisis yang lebih tinggi, aplikasinya
dalam pembelajaran dan penilaian misalnya jika kita biasanya membuat pertanyaan
dengan kata-kata ‘Coba sebutkan’ contohnya “Coba sebutkan teknik-teknik
pembuatan keramik dengan menggunakan tanah liat!” maka kita bisa mengganti
pertanyaannya dengan tingkatan berfikir yang lebih tinggi, misalkan “Menurut
pendapatmu, teknik apa saja yang bisa digunakan untuk membuat keramik berbentuk
cawan air dengan dekorasi timbul disetiap sisinya?”. Selanjutnya adalah
keterampilan abad 21, sering disebut dengan istilah 4C yaitu Critical Thingking, Creative, Communication
dan Colaboration atau dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan istilah 4K yaitu berfikir Kritis, Kreativitas,
Komunikasi dan Kolaborasi, dengan kata lain RPP yang kita buat harus
menstimulus peserta didik untuk memiliki kompetensi berupa kemampuan 4C
tersebut. Sedangkan untuk Penguatan Pendidikan Karakter contohnya yaitu ketaqwaan/religius,
cinta tanah air, toleran, menghormati keberagaman, jujur, adil, empati dan
masih banyak lagi. Terakhir yaitu Literasi dalam Pembelajaran, jadi kita
sebagai pendidik harus selalu menyisipkan kegiatan literasi dalam setiap
pembelajaran, literasi tidak harus selalu membaca buku atau tulisan, guru
menayangkan video yang diamati oleh peserta didik kurang lebih 4 menit juga
termasuk ke dalam literasi digital.
Nah suplemen RPP Kurikulum 2013 tersebut harus ada dalam RPP
kita juga. Untuk menandai adanya suplemen-suplemen tersebut kita dapat
menambahkan balon-balon kata dalam RPP kita.
Berikut contoh RPP Kurikulum 2013 tahun 2017 mata pelajaran
Seni Budaya materi Seni Rupa untuk kelas X. Dan jika anda memerlukan silabus
atau uraian KI, KD dan materi Seni Rupa Kurikulum 2013 bisa membuka postingan
saya sebelumnya dengan klik link berikut
Silabus Seni Rupa Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA N 2
Padalarang
Mata pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester : X/GANJIL
Tahun Ajaran : 2017-2018
Alokasi Waktu : 4 JP (2 x
Pertemuan)
a.
Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi
Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KI3: Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI4: Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
b. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar dari KI 3
|
Kompetensi Dasar dari KI 4
|
3.2 memahami karya seni
rupa berdasarkan, jenis, tema, dan nilai estetisnya
|
4.2 membuat
karya seni rupa tiga dimensi dengan
melihat model
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
3.2.1 Menggolongkan macam-macam
karya seni rupa berdasarkan jenis, tema dan nilai estetisnya.
3.2.2 Menganalisis keragaman
jenis, tema dan nilai estetis karya-karya seni rupa tiga dimensi
|
4.2.1Membuat karya seni rupa tiga
dimensi dengan melihat model benda hidup
|
c.
Tujuan Pembelajaran
Melalui
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
serta pendekatan saintifik, peserta didik dapat menjelaskan tentang konsep, jenis-jenis,dan nilai
estetka dalam
karya seni rupa tiga
dimensi dengan
rasa ingin tahu, dikolaborasikan dengan model pembelajaran Project Based
Learning peserta didik dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab, displin
selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang
menyerah.
d. Materi Pembelajaran
·
Karya
seni rupa tiga dimensi berdasarkan, jenis, tema, dan nilai estetis.
·
Pembuatan
karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model
e.
Kegiatan Pembelajaran
• Pemaparan materi tentang
konsep karya seni rupa tiga dimensi
· Tanya jawab mengenai karya seni rupa tiga dimensi.
· Diskusi kelompok,tanya jawab tentang jenis
dan nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi.
High Order Thingking ↷
· Mengamati
dan mengklasifikasi karya seni rupa berdasarkan jenis, tema dan nilai estetisnya.
• Mempresentasikan
hasil pengamatan terhadap jenis, tema
dan nilai estetis dalam karya seni rupa
• Membuat
karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model benda hidup
• Bereksplorasi
dengan berbagai media dan teknik
• Mengkomunikasikan
konsep hasil eksplorasi berkarya tiga dimensi dengan berbagai media dan teknik.
f.
Pendekatan, Metode
dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model
Pembelajaran : Project Based
Learning
Metode : Diskusi kelompok,
tanya jawab, ceramah, penugasan
g.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama: 2 x 45 menit
a.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
1. Memberi Salam dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
2. Melakukan pengecekan kehadiran peserta didik (absensi)
3. Apersepsi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
↙Communication
5. Tanya jawab seputar karya-karya seni rupa tiga dimensi yang
pernah mereka lihat
6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaat karya
seni rupa dalam kehidupan sehari-hari
7. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan;
8. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang
akan digunakan
b. Kegiatan Inti (60
menit)
1. Guru menerangkan tentang
konsep karya seni rupa tiga dimensi.
2. Guru memberikan stimulus
kepada peserta didik untuk bertanya jawab mengenai konsep karya seni rupa tiga
dimensi.
3. Peserta didik membuat
kelompok, dalam satu kelas terdapat sekitar 7 kelompok yang masing-masing
berisi sekitar 5 orang anggota.
Critical Thingking↴
4. Dalam kelompoknya
masing-masing, peserta didik diminta untuk mendiskusikan dan menganalisis jenis
dan nilai estetis beberapa contoh karya seni rupa tiga dimensi serta
mengklasifikasikannya dan menuliskan hasil diskusi mereka di lembar kerja.
5. Setiap
perwakilan anggota kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan
analisa mereka kepada teman-teman mereka di depan kelas.
Communication↗
6. Peserta didik memberikan
tanggapan dan mengevaluasi terhadap hasil presentasi yang telah diberikan.
c. Kegiatan Penutup
(15 menit)
1. Guru
dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru
memberikan gambaran pembelajaran pada pertemuan selanjutnya yaitu praktik
membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model hidup.
3. Guru
menyampaikan alat dan bahan yang perlu di siapkan oleh peserta didik untuk
pertemuan selanjutnya.
4. Guru
memberikan motivasi agar peserta didik semangat untuk melakukan praktik pada
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Kedua: 2 x 45 meni
a. Kegiatan Pendahuluan
(15 menit)
Pengembangan Karakter↴
1. Memberi
salam dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
2. Melakukan
pengecekan kehadiran (absensi)
3. Memposisikan
tempat duduk peserta didik menjadi posisi mengelilingi model (dalam hal ini
model benda hidup adalah ikan di dalam aquarium)
4. Menyiapkan
media pembelajaran dan peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang sudah
mereka bawa dari rumah
5. Apersepsi
6. Menjelaskan
tujuan pembelajaran dan apa yang harus dicapai siswa pada pertemuan kali ini.
b. Kegiatan Inti (60
menit)
Literasi Digital↘
1. Guru menampilkan tayangan video proses pembuatan karya seni
rupa tiga dimensi yakni proses pembuatan patung dari tanah liat dengan berbagai
teknik dan bentuk yang berdurasi 7 menit di depan kelas menggunakan infocus, laptop
dan speaker.
2. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan tayangan
video proses pembuatan karya seni rupa tiga dimensi dari tanah liat
Communication⤥
3. Guru menyampaikan ketentuan dalam pelaksanaan project hari
ini dan mempersilahkan peserta didik untuk mulai melakukan praktik.
Colaborative↪
4. Peserta didik membuat karya seni rupa tiga dimensi dari tanah
liat yang mereka bawa dengan bentuk berdasarkan model yang mereka lihat di
depan mata mereka yaitu ikan di dalam aquarium.
Creative↘
5. Guru mempersilahkan peserta didik untuk mengeksplorasi bahan
dan teknik pembuatan patung tanah liat mereka sehingga menjadi sebuah kreasi
baru
6. Guru mengumpulkan hasil karya seni rupa tiga dimensi semua
peserta didik dan meletakannya di meja guru.
7. Guru
bersama-sama murid mengapresiasi dan mengkritisi hasil karya seni rupa tiga
dari semua peserta didik.
Critical Thingking↗
8. Guru melakukan penilaian terhadap karya seni rupa tiga
dimensi semua peserta didik.
c.
Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Peserta
didik bersama-sama guru membereskan alat, bahan dan media yang sudah
dipergunakan untuk praktik.
2. Guru
memberikan reward kepada peserta didik yang karyanya paling bagus dan paling
kreatif.
3. Guru
bersama-sama peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
4. Guru
menyampaikan gambaran singkat materi yang akan diberikan pada pertemuan
selanjutnya.
h. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Diskusi, Presentasi, Proyek
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Diskusi : Lembar kerja hasil diskusi
c. Presentasi : lembar penilaian presentasi
d. Proyek : lembar tugas proyek dan
pedoman penilaian
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial
dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran
remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya,
atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial,
dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes
tertulis kembali.
5. Pengayaan
Bagi peserta didik
yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
berikut:
a. Siwa yang mencapai
nilai diberikan materi masih dalam
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siwa yang mencapai
nilai diberikan materi melebihi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
i.
Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media/Alat
Pembelajaran: Lembar kerja,
buku catatan, papan tulis, spidol whiteboard, LCD atau Infocus, laptop,
speaker, video, aquarium ikan dan ikan.
Bahan Pembelajaran : Tanah Liat
Sumber
Pembelajaran :
1.
Buku Seni Budaya Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2016.
2.
Sumber internet.
www.catatansenirupa.com/contoh patung diakses pada tanggal 19 April 2017 pukul
21.00 WIB
4.
Majalah ‘Patung Indonesia’ terbit tanggal
19 April 2017
Padalarang, April 2016
Mengetahui,
Kepala SMAN 2 Padalarang Guru Mata Pelajaran
Drs.
Dadin Sasmita, M.Ed. Risa Rahmawati, S.Pd.
NIP. 195804041984031015
Catatan Kepala Sekolah
|
........................................................................................................................... |
|
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................... |
|
|
|
|
|
|
Lampiran 1 : Materi Pembelajaran
BERKARYA SENI
RUPA 3 DIMENSI
A.
Pengertian dan Jenis Karya Seni Rupa Tiga dimensi
Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara
karya dua dimensi dengan tiga dimensi. Obyek karya seni rupa dua dimensi hanya
bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya tiga dimensi dapat di lihat
lebih dari dua sisi.
Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, berdasarkan
fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki
fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya
memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ini pada
dasarnya ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda
pakai
yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan
pertimbangan fungsinya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa
tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan. Informasikan
pada peserta didik bahwa mobil yang kita tumpangi, kursi yang kita duduki,
telepon genggam,dan banyak benda kebutuhan sehari-hari adalah juga karya seni
rupa tiga dimensi. Mintalah peserta didik untuk menjelaskan mengapa benda-benda
tersebut dikategorikan karya seni rupa tiga dimensi.
B.
Simbol dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau
arti. Kata symbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa
Yunani symbolon (symballo)
yang berarti
menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol
ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang
kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili
sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan
umum dan/ atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun
oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih
standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam
konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.
Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan
sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya maupun
unsur-unsur rupanya. Misalnya merah adalah simbol keberanian. Patung katak
sebagai simbol pemanggil hujan. Patung kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya.
Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan
sifat-sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah
dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan
dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan
kemalasan dan kebodohan.
Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua
dimensi maupun tiga dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya
seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan
untuk membuat patung, tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan
orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan
logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk memperingati
peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-tempat bersejarah.
Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah
simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di
Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis
katulistiwa.
Pahlawan atau orang yang berjasa dan orang yang
dihormati sering dibuatkan patungnya. Patung itu menjadi simbol kekuatan,
kepahlawanan dan perjuangannya. Banyak pahlawan dan orang yang berjasa di
negara ini, kepahlawanan dan perjuangan orang–orang tersebut dikenang hingga
saat ini, dijadikan tauladan bagi masyarakat dan bangsa.
Seperti juga karya seni rupa 2 dimensi, karya seni
rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa seperti warna, garis, bidang dan
bentuk. Unsur-unsur rupa itu digunakan selain untuk memperindah bentuknya dapat
saja memiliki makna simbolik. Pada bab sebelumnya kalian sudah mempelajari
unsurunsur rupa dan makna dari unsur-unsur rupa tersebut. Garis tebal, garis
tipis, garis lurus, garis lengkung memiliki makna simbolik yang berbeda-beda.
Warna merah, hitam, putih dan sebagainya juga memiliki
makna simbolik yang berbeda-beda. Makna-makna simbolik ini mungkin saja berbeda
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh, warna hitam
seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku bangsa tertentu menggunakan
warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita.
C. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga
Dimensi
Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan
estetika dan keindahan. Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat
ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk
karya seni menyebabkan pembicaraan tetntang estetika tidak lagi semata-mata
merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan memahami
persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan peserta
didik dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka.
Menghadapi karya-karya seni yang dikategorikan “tidak
indah”, peserta didik diharapkan tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian
buruk, tidak pantas dan sebagainya. Sebagai seorang pelajar mereka akan lebih
bijaksana diarahkan untuk melihat latar belakang dibalik penciptaan sebuah
karya seni, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya
tersebut. Hal ini akan membantu peserta didik menjadi seorang kreator,
apresiator dan
kritikus seni yang baik.
Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat
bersifat obyektif dan subyektif. Nilai estetis bersifat obyektif memandang
keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara
kasat mata. Keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik,
perpaduan warna yang sesuai, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan
sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual ini dapat dikatakan
sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa.
Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang
bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap
oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang
yang melihatnya.
Sebagai contoh ketika kita melihat sebuah karya seni
lukis atau seni patung abstrak, kita dapat menemukan nilai estetis dari
penataan unsur rupa pada karya tersebut. Berikan gambaran pada peserta didik
bahwa sutau saat mungkin saja mereka merasa tertarik pada apa yang ditampilkan
dalam sebuah karya seni dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin
memilikinya walaupun mereka tidak tahu obyek apa yang
ditunjukkan oleh karya tersebut.
Berikan pemahaman pula bahwa kemungkinan temannya tidak
tertarik pada karya yang mereka sukai dan lebih tertarik pada karya lainnya.
Perbedaan tersebut digunakan sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa nilai
estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.
Lampiran 2 : Instrumen
INTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI SIKAP
Nama Satuan pendidikan : SMAN 2 Padalarang
Tahun pelajaran :
2017/2018
Kelas/Semester :
X / Ganjil
Mata
Pelajaran : Seni
Budaya
NO
|
WAKTU
|
NAMA
|
KEJADIAN/
PERILAKU
|
BUTIR SIKAP
|
POS/
NEG
|
TINDAK LANJUT
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
Padalarang, April 2017
Mengetahui,
Kepala SMAN 2 Padalarang Guru Mata Pelajaran
Drs.
Dadin Sasmita, M.Ed. Risa Rahmawati, S.Pd.
NIP. 195804041984031015
Lampiran 3 : Instrumen
Format Diskusi Hasil
Pengamatan
Nama Siswa :
NIS :
Hari/Tanggal Pengamatan :
No
|
Aspek
yang diamati
|
Hasil
Pengamatan
|
Karya 1
|
1
|
Unsur-unsur rupa yang menonjol
|
|
2
|
Obyek yang tampak
|
|
3
|
Bagian obyek yang paling menarik
|
|
Karya 2
|
1
|
Unsur-unsur rupa yang menonjol
|
|
2
|
Obyek yang tampak
|
|
3
|
Bagian obyek yang paling
menarik
|
|
Karya 3
|
1
|
Unsur-unsur rupa yang menonjol
|
|
2
|
Obyek yang tampak
|
|
3
|
Bagian obyek yang paling
menarik
|
|
Karya 4
|
1
|
Unsur-unsur rupa yang menonjol
|
|
2
|
Obyek yang tampak
|
|
3
|
Bagian obyek yang paling
menarik
|
|
Karya 4
|
1
|
Unsur-unsur rupa yang menonjol
|
|
2
|
Obyek yang tampak
|
|
3
|
Bagian obyek yang paling
menarik
|
|
Padalarang, April 2017
Mengetahui
Kepala SMAN 2 Padalarang Guru
Mapel Seni Budaya,
Drs. Dadin
Sasmita, M.Ed. Risa
Rahmawati, S.Pd
NIP. 195804041984031015