Sunday, 10 August 2014

RISA ON BAZAAR HAJAT SENI RUPA 2014

Waktu pelaksanaan even yang diselenggarakan oleh jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, UPI yang bernama ‘Hajat Seni Rupa 2014’ yang berlangsung dari tanggal 26 April sampai 2 Mei 2014 itu, aku ikut berpartisipasi dengan cara mengisi salah satu stand bazaar yang ada di sana.

Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh panitia Bazar untuk mengisi stand dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan saya.
Saya memberi nama stand saya dengan nama ‘Warung Seni’,karena di dalam stand saya menjual aneka macam kerajinan seni, barang-barang seni pakai dan jasa seperti jasa sketsa/lukis wajah.



Barang-barang kerajinan seni yang saya jual saat itu diantaranya adalah miniature gedung isola, sedangkan produk seni siap pakai diantaranya adalah aksessories buatan saya sendiri .
Berikut ini foto-foto stand bazaar saya.





Terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada panitia Bazar yang telah sangat berbaik hati kepada saya, semoga kebaikan kalian dibalas dengan kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT, amin….


Assalamualaikum Wr. Wb. 

Thursday, 7 August 2014

CARA MEMBUAT BATIK DENGAN TEKNIK CANTING DAN COLET PART I

Berikut ini saya akan berbagi pengalaman pertama saya dalam membatik. Membatik kali ini menggunakan dua teknik sekaligus, yaitu teknik canting dan teknik colet dalam satu kain.

Berikut langkah-langkahnya :

Pertama-tama siapkan dulu konsep batik yang akan kita buat. Di sini saya ingin membuat sebuah batik dengan motif menara mesjid Al-Furqon dengan background warna biru pekat, dengan garis motifnya berwarna putih dan warna motif berwarna merah pias.

Langkah pertama adalah siapkarn kain morai (kain yang biasa digunakan untuk membatik), bisa juga dengan kain lain asal bahannya 100% catton.  Lalu buat pola motif batik yang kita inginkan menggunakan pinsil pada kain tersebut.


Siapkan canting dan cairan malam (malam khusus batik, bisa kita dapatkan di toko-toko yang menjual alat-alat membatik) yang sudah dipanaskan di atas katel, lalu siuk cairan malamnya agar tertampung pada cantingnya.



Goreskan mengikuti sketsa pola pada kain yang tadi. Jangan lupa cairan malamnya harus tembus ke belakang kain.

Lakukan terus sampai seluruh kain beres dicanting.



Bagian kain yang tertutupi oleh malam itu yang kelak warnanya akan tetap putih.
Langkah-langkah diatas itulah yang disebut teknik canting. Karena disini kita menggunakan dua teknik sekaligus yaitu teknik canting dan teknik colet, jadi yuk kita lanjut ke teknik coletnya.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilih warna untuk mewarnai motif pada batik kita. Disini saya ingin memunculkan warna merah yang tidak terlalu mencolok,  maka saya harus menyiapkan Napthol dengan kode AS-D dan Garam dengan kode Merah B. Untuk pemilihan warna lain berdasarkan koade campuran Napthol dan garamnya bisa dilihat pada table dibawah ini.

Siapkan Napthol , TRO dan soda kostik dengan takaran yang telah ditentukan. Di sini saya menggunakan napthol dengan kode AS-D.


Lalu siapkan segelas air mendidih.
Kemudian masukan ke tiga campuran di atas ke dalam segelas air mendidih tadi. Lalu aduk rata.



Barulah masukan larutan di atas ke dalam wadah berisi beberapa liter air dingin (banyaknya air disesuaikan ) dan aduk rata. Didapatlah sebuah larutan, mari kita sebut ini sebagai larutan A.



Lalu siapkan serbuk Garam (garam khusus). Di sini saya menggunakan garam dengan kode ‘Merah B’


Kemudian larutkan pada beberapa liter air dingin lagi. Mari kita sebut ini sebagai larutan B.


Maka kini kita memiliki dua larutan dengan dua wadah yang berbeda yaitu larutan A dan larutan B.



Tuangkan larutan A dan larutan B ke dalam dua gelas yang berbeda seperti berikut ini.



Ambil kuas, celupkan kuas pada larutan A lalu lukiskan pada kain seolah-olah kita sedang mewarnai/melukis. Jangan kaget jika warna yang muncul bukan warna merah karena itu baru warna dasar, biasanya warna yang muncul oleh larutan A adalah warna kuning. Lukiskan sampai seluruh kain diisi warna. Setelah itu diamkan sekitar 5 menit.



Baru setelah itu celupkan kuas pada larutan B kemudian goreskan pada area yang tadi berwarna kuning. Maka warna yang kita harapkan (di sini saya mengharapkan warna merah pucat) akan muncul. Kuaskan sampai seluruh area yang ingin berwarna merah terpenuhi.
Inilah yang di sebut teknik colet.



Nah setelah itu tutup area yang berwarna merah tadi dengan cara dicanting kembali agar warnanya tidak berubah saat proses pencelupan.


Maka demikian hasilnya.



Dikarenakan terbatasnya space blog ini, maka KLIK link di bawah ini untuk kelanjutan ceritanya.

CARA MEMBUAT BATIK DENGAN TEKNIK CANTING DAN COLET PART 2

Lanjut lagi ya ceritanya……


Kita kan udah selesai nyanting dan nyolet. Yang decanting waktu pertama itu untuk menghasilkan warna putih dan yang dicolet untuk menghasilkan warna merah, jadi terakhir kita tinggal memunculkan warna biru tua sebagai warna background/latar belakang sesuai dengan yang saya inginkan. Nah karena warna biru ini warna yang terakhir maka saya akan mewarnainya dengan cara proses pencelupan.

Untuk menghasilkan warna biru tua, maka saya memerlukan Napthol dengan kode AS-D dan Garam dengan kode Biru BB (sesuai dengan urutan warna yang ada di table).

Pertama-tama siapkan Napthol (AS-D), TRO dan Kustik Soda (NaOH). Campurkan ketiga zat tersebut ke dalam segelas air mendidih lalu tuangkan ke dalam beberapa liter air dingin biasa. Kita sebut saja ini sebagai larutan 1 (prosesnya sama seperti pewarnaan sebelumnya).



Campurkan ketiga zat tersebut ke dalam segelas air mendidih. 

Lalu tuangkan ke dalam beberapa liter air dingin biasa. Kita sebut saja ini sebagai larutan 1 (prosesnya sama seperti pewarnaan sebelumnya).


Kemudian siapkan garam dengan kode Biru BB. 

Langsung masukanke dalam beberapa liter air biasa pada tempat yang berbeda. Kita sebut saja ini sebagai larutan 2.


Jadi kita kini punya dua larutam yang berbeda, larutan 1 an larutan 2.


Ambil kain yang tadi sudah selesai kita canting, lalu masukan ke dalam larutan 1. Rendam di sana selama sekitar 3 menit. Jangan heran bila warna yang muncul tidak seperti yang kita harapkan karena warna akan muncul pada tahapan selanjutnya.
Setelah itu angkat dan tiriskan di tempat teduh sampai tidak ada air lagi yang menetes dari kain.


Baru masukan kain ke dalam larutan 2. Disini lah warna akan bangkit. Aduk –aduk kainnya agar warnanya merata.

Jika warna yang muncul sudah sesuai dengan yang kita inginkan maka cepat-cepatlah kain diangkat dan dijemur kembali.


Maka beginilah hasilnya.


Sekarang tinggal melepaskan malam/lilin dari kain. Caranya panaskan beberapa liter air yang telah dicampurkan dengan soda kostik, panaskan sampai mendidih.


Lalu masukan kain tadi ke dalam air tersebut sambil diaduk aduk dan sesekali diangkat sedikit, proses inilah yang disebut dengan pelorodan. Maka malam yang menempel di kain akan meleleh dan terlepas dari kain saat proses pelorodan tersebut.


Jika malam sudah tidak menempel di kain, cepat cepat kain di masukan ke dalam air dingin lalu dikucek-kucek menggunakan tangan agar sisa-sisa malam yang menempel dapat seluruhnya terangkat. Jika kain sudah bersih seluruhnya dari sisa-sisa malam, kain dapat dijemur dan diperlakukan seperti kain biasa lain.


Demikianlah proses membatik dari awal sampai akhir. Dikarenakan waktu itu batik buatan saya ini harus segera dikumpulkan ke dosen saya, jadi saya tidak sempat memfotonya, saya baru sempat memfoto setelah diberi packaging dan hiasan seperti berikut ini.


Demikian sedikit pengalaman membatik dari saya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk siapapunjuga, amin…

Akhir kata, Assalamualaikum Wr Wb. 

Monday, 4 August 2014

TUTORIAL MEMBUAT KERAMIK CETAK

Assalamualaikum WR WB.


Berikut ini saya akan berbagi sedikit pengalaman saya sewaktu mengontrak mata kuliah keramik yaitu bagaimana membuat keramik dengan menggunakan teknik cetak.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan cetakan. Cetakan yang digunakan yang paling baik adalah dari bahan gypsum karena gypsum memiliki karakter dapat menyerap air dengan sangat baik sehingga dapat mempercepat pengeringan tanah liat.
Berikut ini saya menyiapkan cetakan untuk membuat bentuk mangkuk seperti berikut ini.



Kemudian tuang cairan tanah liat ke dalam cetakan. Cairan ini sebenarnya merupakan tanah liat biasa yang berbentuk cair namun diberi tambahan zat tertentu seperti eqolin dan lain-lain. Jika tidak ingin repot cairan tanah liat ini sudah disediakan dan dijual secara eceran.



Setelah dituangkan, tunggu beberapa menit sampai cairan menjadi menggumpal.



Setelah sedikit menggumpal, tumpahkan seluruh cairan di dalam cetakan tadi ke dalam baskom (atau wadah lain).



Maka akan terbentuk sebuah lapisan di pinggiran cetakan seperti berikut ini.



Tunggu beberapa menit kembalai, maka lapisan tanah liat tadi akan menyusut dengan begitu tanah liat dapat dengan mudah dikeluarkan dari cetakannya.
Dan hasilnya seperti berikut ini.




Sekian tutorial dari saya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat, amin…..

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saturday, 2 August 2014

SENI LUKIS II, COLLECTIVE PAINTINGS

Sewaktu saya mengontrak mata kuliah Seni Lukis II semester lalu, salah satu program perkuliahan dari dosen saya yang menurut saya menarik yaitu Collective Paintings.

Collective paintings merupakan sebuah teknik dalam melukis yang dilakukan oleh banyak orang dengan cara mengkondisikan beberapa lukisan yang terpisah yang ketika disatukan lukisan-lukisan tersebut membentuk satu lukisan besar yang utuh dengan garis yang berkesinambungan antar kanvasnya.

Collective paintings ini merupakan teknik yang cocok untuk melatih kekompakan dan kerjasama antar individu dalam satu kelompok, meskipun saya rasa metode ini kurang cocok diterapkan untuk level mahasiswa, apalagi mahasiswa tingkat akhir seperti saya, namun saya yakin metode ini akan cocok diterapkan untuk tingkat SD dan SMP.

Proses pembuatan collective paintings dimulai dengan membuat satu buah rancangan/desain gambaran lukisan secara keseluruhan. Saat itu kelas saya sepakat untuk melukis satu bentuk ‘Cepot’ (tokoh wayang di tataran Sunda) namun setiap kanvas diisi dengan aliran lukisan yang berbeda-beda. Dan karena kelas kami saat itu terdiri dari 49 mahasiswa, maka kamipun membagi desain Cepot tadi ke dalam 49 bagian seperti berikut ini.



Lalu kamipun mendapat jatah satu orang satu kanvas yang ukurannya sekitar 40cmx40cm.  Kami pertama-tama menyatukan ke 49 kanvas kami di lantai, hasilnya terbentuklah sebuah kanvas besar berukuran sekitar 280cmx280cm. Lalu mulailah seorang yang kami percaya menggambarkan bentuk cepot menggunakan pensil sesuai dengan desain tadi.





Setelah mendapatkan outline di masing-masing kanvas, barulah kami mengambil kanvas kami sesuai number urut kanvas yang sudah ditentukan dan kamipun mewarnai sesuai dengan aliran kami masing-masing.

Disinilah letak kerjasama yang sangat dibutuhkan dalam metode collective paintings ini. Warna, garis dan ornament yang diberikan oleh satu orang di satu kanvas harus sesuai dengan kanvas yang berada di atas, samping kiri-kanan dan bagian bawah dari kanvas tersebut. Berikut ini foto saya ketika sedang mewarnai  kanvas saya





Berikut hasil collective paintings kelas kami, ada kanvas yang kosong itu karena sedang diperbaharui oleh pemiliknya.





Sekian sedikit pengalaman dari saya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat, amin….

Friday, 1 August 2014

PAMERAN ON HAJAT SENI RUPA 2014

Pada bulan April lalu, jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, UPI (almamater saya) mengadakan sebuah event yang cukup besar yang diberi nama Hajat Seni Rupa. Hajat Seni Rupa ini berlangsung dari tanggal 26 April sampai tanggal 2 Mei 2014.  Di dalam event itu diadakan berbagai jenis kegiatan salah satunya adalah Pameran Seni Rupa karya alumni-alumni jurusan Seni Rupa UPI.


Pameran ini dilaksanakan diberbagai titik lokasi yaitu di lobi gedung FPBS UPI, di basemen gedung FPBS UPI, di gedung PKM UPI, di gedung Ampitheater UPI dan di Griya Seni Popo Iskandar.

Pameran yang paling sering saya kunjungi adalah pameran yang berlokasi di gedung Ampitheater UPI. Kenapa pameran yang di gedung Ampi (sebutan kami untuk gedung Ampitheater) yang paling sering saya kunjungi? Karena gedung Ampi tersebut  adalah gedung yang paling dekat dengan tempat berdagang saya (saat event itu saya ikut memeriahkan dengan cara mengisi stand bazaar menjual aneka macam merchendise).

Berikut foto-foto saya di pameran karya Seni Rupa di gedung Ampitheater UPI.





Di sana dipamerkan aneka jenis karya seni rupa mulai dari lukisan dengan beragam tema dan aliran, seni instalasi sampai karya berbentuk digital.
Berikut foto-fotonya.











Sekian sedikit cerita dari saya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin… 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review
SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free