Tuesday, 27 June 2017

CONTOH RPP SENI RUPA KELAS X KURIKULUM 2013 TERBARU TAHUN 2017

Assalamualaikum Wr.Wb.

Kali ini saya membuat postingan tentang contoh RPP Kurikulum 2013 terbaru 2017 khususnya untuk mata pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa, karena seperti kita tahu aturan-aturan dalam membuat RPP meskipun secara garis besar terlihat sama namun nyatanya selalu ada revisi atau berubahan-perubahan hampir setiap tahunnya, jadi kita harus up to date terhadap perkembangan yang terjadi.
Materi ini saya dapat dalam Bimtek Instruktur Kabupaten/Kota Kurikulum 2013 Tahun 2017 Jenjang SMA pada tanggal 17-21 April 2017 di Bogor, semoga dengan adanya tulisan ini banyak guru-guru khusunya guru mapel Seni Budaya di SMA dapat mengambil manfaat dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran sehari-hari.


Okey sebelum kita mulai membuat RPP, perlu diketahui, diingat dan dipahami bahwa RPP Kurikulum 2013 tahun 2017 merupakan hasil revisi dari kurikulum 2013 tahun 2016 yang mana komponen RPP 2017 yang terbaru ini harus memuat tentang pembelajaran dan penilaian HOTS (High Order Thingking), Keterampilan abad ke 21, penguatan pendidikan karakter dan literasi dalam pebelajaran.

Apa itu HOTS? HOTS merupakan singkatan dari High Order Thingking yang artinya kemampuan berfikir tingkat tinggi. Dengan kata lain, peserta didik harus dilatih untuk berfikir dengan tingkat analisis yang lebih tinggi, aplikasinya dalam pembelajaran dan penilaian misalnya jika kita biasanya membuat pertanyaan dengan kata-kata ‘Coba sebutkan’ contohnya “Coba sebutkan teknik-teknik pembuatan keramik dengan menggunakan tanah liat!” maka kita bisa mengganti pertanyaannya dengan tingkatan berfikir yang lebih tinggi, misalkan “Menurut pendapatmu, teknik apa saja yang bisa digunakan untuk membuat keramik berbentuk cawan air dengan dekorasi timbul disetiap sisinya?”. Selanjutnya adalah keterampilan abad 21, sering disebut dengan istilah 4C yaitu Critical Thingking, Creative, Communication dan Colaboration atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah 4K yaitu berfikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi dan Kolaborasi, dengan kata lain RPP yang kita buat harus menstimulus peserta didik untuk memiliki kompetensi berupa kemampuan 4C tersebut. Sedangkan untuk Penguatan Pendidikan Karakter contohnya yaitu ketaqwaan/religius, cinta tanah air, toleran, menghormati keberagaman, jujur, adil, empati dan masih banyak lagi. Terakhir yaitu Literasi dalam Pembelajaran, jadi kita sebagai pendidik harus selalu menyisipkan kegiatan literasi dalam setiap pembelajaran, literasi tidak harus selalu membaca buku atau tulisan, guru menayangkan video yang diamati oleh peserta didik kurang lebih 4 menit juga termasuk ke dalam literasi digital.

Nah suplemen RPP Kurikulum 2013 tersebut harus ada dalam RPP kita juga. Untuk menandai adanya suplemen-suplemen tersebut kita dapat menambahkan balon-balon kata dalam RPP kita.

Berikut contoh RPP Kurikulum 2013 tahun 2017 mata pelajaran Seni Budaya materi Seni Rupa untuk kelas X. Dan jika anda memerlukan silabus atau uraian KI, KD dan materi Seni Rupa Kurikulum 2013 bisa membuka postingan saya sebelumnya dengan klik link berikut Silabus Seni Rupa Kurikulum 2013


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                   :               SMA N 2 Padalarang
Mata pelajaran     :               Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester   :               X/GANJIL
Tahun Ajaran        :              2017-2018
Alokasi Waktu      :              4 JP (2 x Pertemuan)

a.        Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan   

b.       Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar dari KI 3
Kompetensi Dasar dari KI 4
3.2 memahami karya seni rupa berdasarkan, jenis, tema, dan nilai estetisnya
4.2 membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model
Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Menggolongkan macam-macam karya seni rupa berdasarkan jenis, tema dan nilai estetisnya.
3.2.2 Menganalisis keragaman jenis, tema dan nilai estetis karya-karya seni rupa tiga dimensi
4.2.1Membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model benda hidup

c.        Tujuan Pembelajaran 
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning serta pendekatan saintifik, peserta didik dapat menjelaskan tentang konsep, jenis-jenis,dan nilai estetka dalam karya seni rupa  tiga dimensi dengan rasa ingin tahu, dikolaborasikan dengan model pembelajaran Project Based Learning peserta didik dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

d.       Materi Pembelajaran
·      Karya seni rupa tiga dimensi berdasarkan, jenis, tema, dan nilai estetis.
·      Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model

e.        Kegiatan Pembelajaran
•    Pemaparan materi tentang konsep karya seni rupa tiga dimensi
·   Tanya jawab mengenai karya seni rupa tiga dimensi.
·   Diskusi kelompok,tanya jawab tentang jenis dan nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi.

High Order Thingking ↷

·  Mengamati dan mengklasifikasi karya seni rupa berdasarkan jenis, tema dan nilai estetisnya.
•   Mempresentasikan hasil pengamatan  terhadap jenis, tema dan nilai estetis dalam karya seni rupa
•   Membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model benda hidup
•   Bereksplorasi dengan berbagai media  dan teknik
•   Mengkomunikasikan konsep hasil eksplorasi berkarya tiga dimensi dengan berbagai media dan teknik.

f.         Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan                     : Saintifik
Model Pembelajaran    : Project Based Learning
Metode                             : Diskusi kelompok, tanya jawab, ceramah, penugasan

g.        Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama: 2 x 45 menit

a.     Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
1.   Memberi Salam dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
2.   Melakukan pengecekan kehadiran peserta didik (absensi)
3.   Apersepsi
4.   Menyampaikan tujuan pembelajaran


↙Communication
5.   Tanya jawab seputar karya-karya seni rupa tiga dimensi yang pernah mereka lihat
6.   Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaat karya seni rupa dalam kehidupan sehari-hari
7.   Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan;
8.   Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan

b.   Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menerangkan tentang konsep karya seni rupa tiga dimensi.
2. Guru memberikan stimulus kepada peserta didik untuk bertanya jawab mengenai konsep karya seni rupa tiga dimensi.
3. Peserta didik membuat kelompok, dalam satu kelas terdapat sekitar 7 kelompok yang masing-masing berisi sekitar 5 orang anggota.
 
Critical Thingking↴
4. Dalam kelompoknya masing-masing, peserta didik diminta untuk mendiskusikan dan menganalisis jenis dan nilai estetis beberapa contoh karya seni rupa tiga dimensi serta mengklasifikasikannya dan menuliskan hasil diskusi mereka di lembar kerja.
5. Setiap perwakilan anggota kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan analisa mereka kepada teman-teman mereka di depan kelas.
 Communication↗

6. Peserta didik memberikan tanggapan dan mengevaluasi terhadap hasil presentasi yang telah diberikan.

c.      Kegiatan Penutup (15 menit)
1.       Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2.       Guru memberikan gambaran pembelajaran pada pertemuan selanjutnya yaitu praktik membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan melihat model hidup.
3.       Guru menyampaikan alat dan bahan yang perlu di siapkan oleh peserta didik untuk pertemuan selanjutnya.
4.       Guru memberikan motivasi agar peserta didik semangat untuk melakukan praktik pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan Kedua: 2 x 45 meni
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

Pengembangan Karakter↴
1.       Memberi salam dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
2.       Melakukan pengecekan kehadiran (absensi)
3.       Memposisikan tempat duduk peserta didik menjadi posisi mengelilingi model (dalam hal ini model benda hidup adalah ikan di dalam aquarium)
4.       Menyiapkan media pembelajaran dan peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang sudah mereka bawa dari rumah
5.       Apersepsi
6.       Menjelaskan tujuan pembelajaran dan apa yang harus dicapai siswa pada pertemuan kali ini.

b.       Kegiatan Inti (60 menit)

Literasi Digital↘
1.   Guru menampilkan tayangan video proses pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yakni proses pembuatan patung dari tanah liat dengan berbagai teknik dan bentuk yang berdurasi 7 menit di depan kelas menggunakan infocus, laptop dan speaker.
2.   Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan tayangan video proses pembuatan karya seni rupa tiga dimensi dari tanah liat

Communication⤥
3.   Guru menyampaikan ketentuan dalam pelaksanaan project hari ini dan mempersilahkan peserta didik untuk mulai melakukan praktik.

Colaborative↪
4.   Peserta didik membuat karya seni rupa tiga dimensi dari tanah liat yang mereka bawa dengan bentuk berdasarkan model yang mereka lihat di depan mata mereka yaitu ikan di dalam aquarium.
Creative↘
5.   Guru mempersilahkan peserta didik untuk mengeksplorasi bahan dan teknik pembuatan patung tanah liat mereka sehingga menjadi sebuah kreasi baru
6.   Guru mengumpulkan hasil karya seni rupa tiga dimensi semua peserta didik dan meletakannya di meja guru.
7.   Guru bersama-sama murid mengapresiasi dan mengkritisi hasil karya seni rupa tiga dari semua peserta didik.
Critical Thingking↗

8.   Guru melakukan penilaian terhadap karya seni rupa tiga dimensi semua peserta didik.

c.        Kegiatan Penutup (15 menit)

1.  Peserta didik bersama-sama guru membereskan alat, bahan dan media yang sudah dipergunakan untuk praktik.
Character : Responsible↗
2.  Guru memberikan reward kepada peserta didik yang karyanya paling bagus dan paling kreatif.
3.  Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
4.  Guru menyampaikan gambaran singkat materi yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.

h.       Penilaian
  1.       Teknik Penilaian
a.       Penilaian Sikap                  : Observasi/pengamatan
b.       Penilaian Pengetahuan   : Tes tertulis
c.       Penilaian Keterampilan  : Diskusi, Presentasi, Proyek

2.       Bentuk Penilaian        :              
a.       Observasi                          : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b.       Diskusi                              : Lembar kerja hasil diskusi
c.       Presentasi                        : lembar penilaian presentasi
d.       Proyek                              : lembar tugas proyek dan pedoman penilaian
            
              3.       Instrumen Penilaian (terlampir)
              4.       Remedial
a.       Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
    b.       Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
    c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
         
            5. Pengayaan
  Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
  a. Siwa yang mencapai nilai   diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
  b. Siwa yang mencapai nilai   diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

i.         Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media/Alat Pembelajaran: Lembar kerja, buku catatan, papan tulis, spidol whiteboard, LCD atau Infocus, laptop, speaker, video, aquarium ikan dan ikan.
Bahan Pembelajaran          : Tanah Liat
Sumber Pembelajaran       :
1.       Buku Seni Budaya Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2016.
2.       Sumber internet. www.catatansenirupa.com/contoh patung diakses pada tanggal 19 April 2017 pukul 21.00 WIB
3.       Youtube dengan Url https://youtube.com/2hjergy54kjwls diakses pada tanggal 19 April 2017 pukul 21.22
4.       Majalah ‘Patung Indonesia’ terbit tanggal 19 April 2017



Padalarang,                April 2016



Mengetahui,                                                                                                     
Kepala SMAN 2 Padalarang                                                              Guru Mata Pelajaran




Drs. Dadin Sasmita, M.Ed.                                                             Risa Rahmawati, S.Pd.

NIP. 195804041984031015                                                                                                                                      


Catatan Kepala Sekolah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................






Lampiran 1 : Materi Pembelajaran

BERKARYA SENI RUPA 3 DIMENSI

A.     Pengertian dan Jenis Karya Seni Rupa Tiga dimensi

Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara karya dua dimensi dengan tiga dimensi. Obyek karya seni rupa dua dimensi hanya bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya tiga dimensi dapat di lihat lebih dari dua sisi.

Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, berdasarkan fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ini pada dasarnya ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai
yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan fungsinya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan. Informasikan pada peserta didik bahwa mobil yang kita tumpangi, kursi yang kita duduki, telepon genggam,dan banyak benda kebutuhan sehari-hari adalah juga karya seni rupa tiga dimensi. Mintalah peserta didik untuk menjelaskan mengapa benda-benda tersebut dikategorikan karya seni rupa tiga dimensi.

B.    Simbol dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata symbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.

1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.

Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya maupun unsur-unsur rupanya. Misalnya merah adalah simbol keberanian. Patung katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya. Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan sifat-sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan kemalasan dan kebodohan.

Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk membuat patung, tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-tempat bersejarah.

Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa.

Pahlawan atau orang yang berjasa dan orang yang dihormati sering dibuatkan patungnya. Patung itu menjadi simbol kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya. Banyak pahlawan dan orang yang berjasa di negara ini, kepahlawanan dan perjuangan orang–orang tersebut dikenang hingga saat ini, dijadikan tauladan bagi masyarakat dan bangsa.

Seperti juga karya seni rupa 2 dimensi, karya seni rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa seperti warna, garis, bidang dan bentuk. Unsur-unsur rupa itu digunakan selain untuk memperindah bentuknya dapat saja memiliki makna simbolik. Pada bab sebelumnya kalian sudah mempelajari unsurunsur rupa dan makna dari unsur-unsur rupa tersebut. Garis tebal, garis tipis, garis lurus, garis lengkung memiliki makna simbolik yang berbeda-beda.

Warna merah, hitam, putih dan sebagainya juga memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Makna-makna simbolik ini mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh, warna hitam seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku bangsa tertentu menggunakan warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita.

C. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika dan keindahan. Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tetntang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan memahami
persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan peserta didik dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka.

Menghadapi karya-karya seni yang dikategorikan “tidak indah”, peserta didik diharapkan tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian buruk, tidak pantas dan sebagainya. Sebagai seorang pelajar mereka akan lebih bijaksana diarahkan untuk melihat latar belakang dibalik penciptaan sebuah karya seni, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya tersebut. Hal ini akan membantu peserta didik menjadi seorang kreator, apresiator dan
kritikus seni yang baik.

Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif dan subyektif. Nilai estetis bersifat obyektif memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara kasat mata. Keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual ini dapat dikatakan sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa.

Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya.

Sebagai contoh ketika kita melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, kita dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Berikan gambaran pada peserta didik bahwa sutau saat mungkin saja mereka merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam sebuah karya seni dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin
memilikinya walaupun mereka tidak tahu obyek apa yang ditunjukkan oleh karya tersebut.

Berikan pemahaman pula bahwa kemungkinan temannya tidak tertarik pada karya yang mereka sukai dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan tersebut digunakan sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.


Lampiran 2 : Instrumen
INTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI SIKAP
Nama Satuan pendidikan        : SMAN 2 Padalarang
Tahun pelajaran                       : 2017/2018
Kelas/Semester                         : X / Ganjil
Mata Pelajaran                          : Seni Budaya
NO
WAKTU
NAMA
KEJADIAN/
PERILAKU
BUTIR SIKAP
POS/
NEG
TINDAK LANJUT
1






2






3






4






5






6






7






8






9






10






11






12






13







                                                                                                                                   Padalarang,    April 2017


Mengetahui,                                                                                                     
Kepala SMAN 2 Padalarang                                                                  Guru Mata Pelajaran




Drs. Dadin Sasmita, M.Ed.                                                                Risa Rahmawati, S.Pd.

NIP. 195804041984031015                                                                                                                                      


Lampiran 3 : Instrumen

Format Diskusi Hasil Pengamatan


Nama Siswa                       :
NIS                                     :
Hari/Tanggal Pengamatan :

No
Aspek yang diamati
Hasil Pengamatan
Karya 1
1
Unsur-unsur rupa yang menonjol

2
Obyek yang tampak

3
Bagian obyek yang paling menarik

Karya 2
1
Unsur-unsur rupa yang menonjol

2
Obyek yang tampak

3
Bagian obyek yang paling menarik

Karya 3
1
Unsur-unsur rupa yang menonjol

2
Obyek yang tampak

3
Bagian obyek yang paling menarik

Karya 4
1
Unsur-unsur rupa yang menonjol

2
Obyek yang tampak

3
Bagian obyek yang paling menarik

Karya 4
1
Unsur-unsur rupa yang menonjol

2
Obyek yang tampak

3
Bagian obyek yang paling menarik


                                                                                                                 Padalarang,    April 2017

Mengetahui    
Kepala SMAN 2 Padalarang                                                            Guru Mapel Seni Budaya,


Drs. Dadin Sasmita, M.Ed.                                                              Risa Rahmawati, S.Pd
     NIP.    195804041984031015                                                      

3 comments:

Unknown said...

heii

Unknown said...

Gx bisa di donload

pojok kreasi said...

Uraian penjelasannya jelas.

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review
SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free